READER

visit counter for blogspot

Sabtu, 11 Desember 2010

Tenangkan Dirimu

Coba anda lemparkan sebutir kerikil kedalam sebuah telaga yang tenang. Berpusat dari tempat
jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga.
Kini bisakah anda menghentikan laju riak gelombang itu ? Mungkin anda mencoba dengan
memasukkan telapak tangan anda kedalam air. Atau menghadangnya dengan kedua belah
kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada
permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang bermunculan. Satu-satunya cara untuk
menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.
Begitu pula dengan ketenangan dan pikiran, semakin keras anda melakukan sesuatu pada
pikiran anda, semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau
menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri
dimulai dari ketenangan pikiran, sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan
bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang. Dalam jiwa yang tenang
temukan hati yang tentram.

Selasa, 07 Desember 2010

MENJAGA LIDAH

By : Cahaya Islam

bila bicara itu emas, maka diam itu berlian.(- Muhammad Husein Ya‘qub -)

Lidah itu laksana mawar: memesona tapi berduri. Ia bisa digunakan untuk melantunkan ayat suci, bahkan menasihatkan kalam ilahi. Sayang, lidah bisa pula menghantar mati. Oleh karenanya, selain hati, bagian tubuh yang kerap kali diperintahkan untuk dijaga adalah lidah. Allah Swt. berfirman, “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan seseorang melainkan ada malaikat pengawas yang selalu hadir di dekatnya,” (QS Qaf [50]: 18). Rasulullah juga bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya dia berkata baik atau diam,” (HR Al-Bukhari).

Ada empat hal yang tidak dapat ditarik kembali:
1. Anak panah yang lepas dari busurnya.
2. Suatu kesempatan yang diabaikan
3. Kata yang telah diucapkan
4. Hidup yang telah dijalani

Kalau pun salah satu dapat ditarik kembali, bagaimana mungkin Anda bisa mengubahnya.( - Pepatah Rusia -)

Menjaga lidah memang bukan perkara mudah. Meski begitu, ia tetap harus dijaga. Sebab, bila tidak, ia bisa melukai siapa saja. Sayangnya, kita sering kali tidak sadar bahwa lidah kita sangat berbahaya. Bergosip, misalnya, tanpa disadari telah menjadi keseharian kita. Bahkan, lalu lintas gosip yang disuguhkan media, kita konsumsi mulai bangun sampai tidur lagi. Akibatnya, kita mudah sekali membicarakan keburukan orang, seolah tidak ada yang salah dalam bergosip. Kita juga seakan tidak peduli apakah orang yang kita gosipkan itu terluka hatinya, atau malah hilang kehormatannya.

Siapa saja yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaknya ia mengucapkan kebaikan atau diam.(- Nabi Muhammad Saw. -)

Yang dibicarakan dalam bergosip pastilah hal negatif orang lain, karena gosip hanya nama populer dari menggunjing dan mencari kesalahan orang. Padahal, Allah Swt. mengibaratkan perilaku ini dalam firman-Nya, “Adakah salah seorang di antara kalian mau memakan daging kawannya yang sudah mati? Tentulah kalian merasa jijik untuk memakannya,” (QS Al-Hujurat [49]: 12). Rasulullah sendiri pernah melarang putrinya, Fatimah, saat menyebut “pendek” orang yang dilihatnya. Kala itu Fatimah protes pada Nabi, karena faktanya orang yang dilihat itu memang berpostur pendek. “Kalau menyebut sesuatu yang tidak disukai seseorang dan memang ada pada diri orang itu, itulah yang disebut menggunjing. Kalau sesuatu itu tidak ada pada diri orang tersebut, selain disebut menggunjing, itu juga disebut memfitnah,” jawab Nabi.

Diam adalah senjata terampuh.(- Heinrich Boll -)

Pada suatu saat, diam dapat menyembunyikan kegagapan
Sayangnya reputasi akal seseorang dinilai dari kelihaian mengolah kata (- syair anonim –)

Diam yang diperintahkan oleh Nabi saw. ditujukan kepada orang-orang yang tidak bisa menyampaikan perkataan yang benar dan baik. ( - Al-Harits Al-Muhasibi -)

Ayat ini pun semacam memberi rumus kalau gosip itu biasanya dihembuskan bukan dari orang jauh, tetapi justru dari orang dekat atau orang yang ada di sekeliling kita. Asal bersih, jangan risih dengan gosip. Kita tidak akan jatuh gara-gara gosip. Mungkin terkena imbasnya, tetapi perjalanan waktu akan membuktikan bahwa kita orang bersih.
Mungkin yang patut direnungkan pada saat hendak menggosip adalah belum tentu kita yang bergosip lebih baik daripada orang yang kita gosipkan. Allah Swt. berfirman, “Hei orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan,” (QS Al-Hujurat [49]: 11).[ ]

Minggu, 05 Desember 2010

BIARKAN MATA KITA BERIBADAH

Mari kita putar pikiran kita dan turunkan batas pandangan kita.
Saat anda keluar dari rumah , apakah yang anda lihat ? Pasti banyak sekali yang anda lihat.
Sekarang tataplah indahnya langit yang luas tak terbatas. Betapa indah Dia menciptakan langit dalam keadaan pagi itu. Renungkan apa yang anda lihat, tak sadarkah anda jika setiap hari langit yang indah itu menemani kemanapun anda pergi. Di temani langit yang selalu berubah warna ketika siang maupun malam, akan berubah ketika matahari terbit dan tenggelam.

Berikan kesempatan mata kita untuk melihat indahnya alam yang diciptakan oleh-Nya.
Jangan biarkan mata ini melihat kemaksiatan, sesungguhanya mata ini ingin sekali diberi kesempatan untuk beribadah. Biarkan mata ini merenungi apa yang telah diciptakan oleh-Nya. Biarkan untuk melihat penciptaan langit dan bumi yang begitu indah. Biarkan mata kita melihat semua keindahan yang diciptakan oleh Sang Maha Pencipta , agar hati ini bergetar lalu berdzikir pada-Nya.

Inilah ciptaan Allah. Ciptaan-Nya yang setiap hari tanpa kita sadari kita nikmati. Apakah kita melihat ciptaan-Nya menyetuh dan bermekaran di hati setiap kita memikirkan ?

Inilah ciptaan Tuhan kita. Cintailah Dia dengan memikirkan keangungan-Nya , karena setiap kita memikirkan keagungan-Nya dan anugerah-Nya kita akan terhindar dari maksiat.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More